18 Maret 2011|22:44
Entah kenapa di pagi ini, aku merasa hidupku sangat berharga. Ya,, aku
akan pergi ke kotamu. Surabaya. Diriku tak berpikir apa-apa lagi selain
menemuimu di kotamu.
Ku berjalan menyusuri jalan protokol lalu kemudian berangkat, di dalam
bis pun aku tak pernah berhenti tersenyum, terkadang membaca bukumu, “Menatap
Punggung Muhammad”, bahkan ketika ku tertidur pun diriku sempat memikirkanmu.
Sesampai di terminal Surabaya, mata ini pun selalu mengawasi setiap
motor yang berlalu lalang di depanku. Berharap itu kamu. Dan ya,, akhirnya ku
bertemu kamu di kotamu. Dan ya,, diri ini pun seperti dialirin listrik
beraliran tinggi ketika melihat senyummu yang khas itu. Entah kenapa hari ini
diriku serasa kembali lagi ke masa 3 tahun lalu. Kembali kasmaran, kembali
jatuh cinta kepada orang yang sama. Entah kenapa hari ini terasa begitu
spesial.
Di rumahmu, aku pun tak boleh mengintip “karyamu” malah aku disuruh
menuliskan segalanya tentang dirimu. Dan ku menguraikan perasaanku ke dalam
kata-kata. Ke dalam tinta yang ditorehkan di dalam kertas. Terkadang hal itu
terasa begitu janggal ketika ku harus membuat sesuatu yang ku rasakan ke dalam
tulisan. Tapi mau gak mau, seenggaknya ku torehkan segala tentangmu. Mungkin
aku memang bukan pujangga, bukan juga penulis. Aku cuma seorang manusia yang
hanya bisa mengagumi dirimu. Setiap saat, setiap detik ketika bersamamu.
Semua pun selesai, kamu menyelesaikan “karyamu”, aku pun juga
menyelesaikan “karyamu”. Kita pun menyusuri jalanan Surabaya, dan akhirnya aku
pun mengeluh tentang kemacetan, polusinya. Hahaha… mungkin diriku tak berbakat
hidup di kota besar seperti Surabaya, apalagi di Jakarta.
Kita pun akhirnya singgah di salah satu Mall di Surabaya dan makan
makanan jepang. Dan perasaan “enak” yang kurasakan bukan di makanannya, tapi
ketika ku melihat kedua matamu yang indah, mendengar celotehmu, dan menggenggam
tanganmu. Dan seketika itu juga, aku merasa orang-orang yang ada di sana,
menghilang begitu saja. Hanya ada kau dan aku. Masih ingatkah tentang status Facebookku?
“Bulan ini adalah bulan milik kita. Tak boleh ada yang mengganggu, bahkan setan
sekalipun!” Dan ya,, akhirnya aku merasakan betul kalau bulan ini memang hanya
milik kita berdua.
Dalam perjalanan pulang pun, kita “diuji” oleh polisi itu. Dan terkadang
ku tersenyum geli melihat kamu begitu “aktif” menyatroni polisi itu dengan
pertanyaan-pertanyaan. Tapi akhirnya kita tetap ditilang. Menurut pendapatku,
kita sebenarnya bisa menang kalau menghadapi polisi itu. Hahaha… “Polisi
Surabaya itu lebih galak dari polisi manapun!” itu celotehanmu ketika kita
meninggalkan polisi itu. Dan sekali lagi, meskipun kamu berceloteh ngalur
ngidul, ku tetap menikmati setiap kata yang kau keluarkan dari mulutmu.
Seolah-olah ku terhanyut oleh konser Sang Maestro yang diiringi oleh
musik-musik yang indah. Dan sekali lagi, duniamu telah meruntuhkan duniaku.
Disaat ku menapakkan kakiku ke dalam bis untuk pulang, berat sebenarnya.
Ingin ku tinggal disitu selamanya. Hidup seolah-olah ku tak dilandasi dengan
tanggung jawab. Hidup yang hanya ku persembahkan untukmu. Namun apa daya, ku
masih belum bisa apa-apa untuk meyakini dirimu. Sesampai di rumah, aku langsung
menuliskan apa yang kurasa, apa yang kualami. Dan ya… semua tetap indah
meskipun banyak godaan yang kita alami.
This is it!
Our true love,
No matter how long we separated,
We still together with our heart…
2 comment:
/jleb
ini dalem nih C:
semangat Mas! :D
ciee cieeeeeeee huhuuuyyyy nurman mesum x
Post a Comment